Selasa, 29 Januari 2013

Tersandung 13



Suatu pagi ponsel milik sutradara sinetron ternama, Rizal Mantapkali, berdering nyaring. Panggilan itu berasal dari sang raja produser sinetron: Rem Punyamiyabi. Terjadilah obrolan serius seputaran sinetron kejar tayang yang sedang mereka garap.
Sutradara (S): "Hallo Boss, sugeng pagi selamat enjang. Apa kabar nih?"
Produser (P): "Pagi mas dab brouw. Kabar baik. Bagaimana sequel sinetron Tersandung 13? Sudah kelar sampe episode berapa?"



S : "Siap boss. Kita kerjain siang-malam. Anak-anak yang main kita bikin sistem shift biar bisa syuting 24 jam. Script writer dan team creative juga kita target biar selalu ada bahan."
P : "Good..good. Tapi rating kita agak turun lohh. Mungkin karena stasiun tv tetangga nayangin sequel sinetron 'babu yang tertukar season 7'. Gimana dwuonk?"
S : "Hmm..gimana ya boss? Kita teteup on track ngerjain Tersandung 13 dengan lokasi Pantai Karang Bolong yang exotic. View pas sunset pasti keren Boss.."
P : "Sssshh..nggak perlu itu. Kita tau pangsa pasar sinetron tuh menengah ke bawah yang tv-nya imut-imut. View kaya' gitu bakalan burem di layar mereka. Mending perbanyak close-up wajah pemain. Terutama pas ekspresi kaget, nangis, atau yang melow-melow gitu deh. Favorit tuh. Bisa buat iklan-nya sekalian."
S : "Yah..kita-kita nurut aja lah Boss. Lagian ini tinggal 5 episode kok. Terus..."
P : "What??? Jangan donk. Kita harus panjangin sampe at least 25 episode lagi. Stasiun TV minta gitu karena bisa ngedongkrak rating dan iklan."
S : "Aduh Boss, yang bener aja. Gimana caranya? Ini aja udah kita panjangin. Tokoh antagonis-nya kan udah kesandung 12 kali? Tinggal sekali lagi tamat deh."
P : "Haiyah..kamu tuh kaya' sutradara newbie aja. Ya jangan langsung kesandung donk musuhnya. Masukin tokoh baru yang bisa mengulur jalan cerita. Pakai peran mistis kaya' ibu peri, arwah leluhur, atau setan sekalian biar keliatan dramatis."
S : "Berarti perlu tambahan pemain nih?"
P : "Pakai aja kontestan-kontestan idola culun yang udah tereliminasi. Honornya masih murah tapi udah lumayan dikenal. Jangan lupa masukin pelawak juga. Kalo bisa sih banci yang bawel, ngejual banget! Nah, kalo untuk peran mistis pakai aja artis senior yang udah mulai nggak laku. Secara umur dan wajah yang ancur malah pas tuh..hahahaha."
S : "Boss bisa aja. Tapi melarin 5 episode jadi 20 tetep nggak gampang lho ya?"
P : "Lha piye? Sekalian ganti sutradara po?"
S : "Ouwgh..jangan sadis gitu donk Boss. Kita kan bisa masukin unsur-unsur yang lagi happening walaupun sedikit maksa. Episode bulan lalu kan kita bikin tau-tau ada tarian massal gangnam style? Terus waktu banjir ibukota juga kita masukin dalam salah satu episode di luar skenario. Apa perlu kita bikin episode penggrebekan pesta narkoba seperti yang di rumah bintang Rapi Amat?"
P : "Nah, itu ternyata encer. Nggak papa, bikin aja. Sesuatu yang happening itu punya selling point. Skenario itu nggak perlu saklek diikutin. Yang penting selera pasar. Tapi inget, benang merah bahwa tokoh utama harus selalu keliatan nggak berdaya, melankolis, bisa acting nangis setiap saat, dan punya penolong ajaib. Sementara musuhnya alias pemeran antagonis harus sering close up pas bibirnya keriting atau pas tertawa kaya' kuntilanak. Jangan lupa juga tampilin sesuatu yang wah. Sewa rumah real estate dan mobil built up terbaru buat setting properti. Jangan kebanyakan re-take adegan, kelamaan. Itu urusan editing. OK?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar